Label

Rabu, 27 Februari 2013

PESUGIHAN DI PIRAMID


Musim dingin 2012. Cuaca di Mesir sungguh tak menentu; kadang dinginnya minta ampun, kadang dingin biasa, kadang hangat, dan kadang pula agak panas. Kami bermaksud melakukan perjalanan ke salah satu situs sejarah tertua di dunia, yaitu Piramids di Giza. Salah seorang teman kami, yang katanya sedikit tahu tentang  perhitungan musim, memilih hari Rabu pahing, 8 Februari yang bertepatan dengan tanggal 1 bulan Amshir 1738 tahun Koptik. Hebat sekali, hari itu hari yang cerah dan hangat.

Setelah sekian jam menunggu beberapa teman yang barangkali sibuk mempersiapkan doa-doa perjalanan, akhirnya kami berangkat dari terminal Darrasa menuju stasiun Attaba. Dari Attaba, kami ber-tigabelas menuju Giza naik metro. Di Giza, kami turun di stasiun yang salah, karena mungkin guide kami terlalu 'khusuk berdoa' sehingga tersesat jalan. Sang guide kemudian mengajak kami ke stasiun yang benar.

Dari stasiun Giza kami naik taksi besar, satu taksi tujuh orang. Ada yang unik saat itu, ternyata kami dibawa ke sebuah kandang kuda dan onta. Kami baru sadar ternyata sopir taksi telah bersekongkol dengan si empunya onta, supaya kami naik onta menuju pyramids. Ah, pastinya kami tidak mau, karena kami ingin jalan-jalan, bukan naik onta.
Setelah adu mulut dengan pemilik onta, akhirnya kami naik microbus tua menuju gerbang pyramids. Di sana, kami langsung membeli tiket dengan harga separoh karena kami pelajar Al-Azhar, walaupun dua orang teman kami harus membayar lebih karena kartu mahasiswa mereka ketinggalan di asrama.

Masuk dengan perasaan lega, dan ber-foto ria tentunya, kami menggelar tikar dan makan bersama ala arekpondok. Digelar nasi putih dengan sayur kentang dan mendoan istimewa, kami makan bersama, tak perduli banyak mata memandang kami. Aneh, mungkin.

Setelah selesai kami mengisi ‘bahan bakar’, perjalanan kami selanjutnya menuju lokasi Spinx alias Abu al-ghaul. Di sana, bukan pemandangan zaman Fir’aun yang pertama kali kami lihat, melainkan pemandangan klenik yang aneh dan ajaib yang kami saksikan. Di depan pintu gerbang spinx terdapatlah lubang seperti sumur, kira-kira sedalam dua meter. Lubang tersebut dikelilingi pagar besi. Kami melihat ke bawah, dan, masya Allah, di sana terdapat banyak sekali uang kuno yang dilempar oleh turis-turis dari seluruh dunia. Dari sekian banyak uang kuno yang berserakan, mata kami terbelalak melihat pecahan uang Rp.100bergambar perahu! Uang Indonesia. Salah seorang di antara kami justru berfikir, barangkalai sumur tersebut bisa menjadi wasilah untuk mempermudah jodoh, dengan melempar surat cinta  ke dalamnya. Kami kira, itulah sumur pesugihan Piramids, yang dipercaya konon katanya bisa melipat gandakan rizki. Sumur ini barangkali lebih bertuah dari gunung Srandil, lebih angker dari gunung Kemukus, dan lebih ampuh dari gua Karangbolong pantai selatan. Selamat tidak mencoba. Wallahu a’lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar