Imam Laits lahir di Mesir, tepatnya di kampung Qalasqandah,
propinsi Qulyubiyah pada tahun 94 Hijriyah. Beliau adalah seorang ulama yang
mengumpulkan empat sifat sekaligus, yaitu ilmu, amal, zuhud dan kedermawanan.
Keilmuan Imam Laits sangat tinggi, beliau sering bertukar
surat dengan salah salah satu imam Madzhab, yaitu Imam Malik. Imam Laits juga
merupakan guru dari dua ahli hadits terkenal, yaitu Imam Bukhori dan Imam
Muslim.
Selain ilmu agamanya yang mumpuni, Imam Laits terkenal ahli
ibadah. Ilmu yang beliau dapatkan tidak hanya sekedar menjadi pengetahuan, tapi
juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan harta melimpah
kepada Imam Laits. Beliau adalah seorang pengusaha sukses, penghasilan beliau
adalah seratus ribu dinar pertahun. Jika 1 dinar sebanding dengan 4,25 gram
emas, maka penghasilan beliau adalah senilai 425 kg emas. Jika harga emas
pergramnya Rp. 300.000 maka penghasilan beliau pertahun sekitar 127.500.000.000
(seratus dua puluh tujuh milyar setengah). Namun dengan harta sebanyak itu
beliau tidak serta merta hidup bermewah-mewah. Salah seorang pembantunya
mengatakan bahwa beliau seringkali hanya makan roti dan minyak saja.
Dengan harta sebanyak itu, seharusnya Imam Laits
mengeluarkan zakat yang banyak. Namun yang terjadi tidaklah demikian, karena
sebelum tiba waktu zakat diwajibkan (mencapai haul), beliau sudah
menyedekahkannya lebih dahulu. Dikisahkan, Imam Laits sewaktu datang ke Madinah
menyedekahkan 1000 dinar kepada Imam Malik. Fakir miskin juga tidak lepas dari
tangan dermawan beliau, berdesak-desakan mengantri sedekah dan semuanya
mendapatkan bagian. Janda-janda beliau kunjungi rumahnya untuk diberikan
sedekah, dan tamu-tamu beliau disuguh dengan daging dan manisan.
Kita bisa mengambil hikmah yang banyak dari kehidupan Imam
Laits. Beliau adalah sosok orang yang hampir sempurna. Kita tentu kesulitan
untuk mencontoh seluruhnya, tapi ada baiknya bisa meniru sebagiannya.
Imam Laits adalah potret dari sebuah masyarakat yang
sejahtera. Sebuah masyarakat bisa dikatakan baik jika mengumpulkan tiga elemen
yang kokoh, yaitu orang alim yang mengamalkan ilmunya, orang kaya yang bersikap
sederhana dan dermawan, dan orang awam yang giat bekerja. Semoga tiga elemen tersebut
terdapat dalam masyarakat kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar