Syaikh Hasan al-Quwaysni
Beliau adalah al-Imam Burhanuddin Hasan bin Darwis bin
Abdullah bin Muthawi’ al-Quwaysni. Lahir dan besar di desa Quwaysna, Markaz
Jakfariyah Propinsi Gharbiyah. Meskipun beliau seorang tuna netra, tapi beliau
sudah menghafalkan Alquran sejak kecil dan menguasai dasar-dasar ilmu agama
untuk melanjutkan pendidikan di al-Azhar.
Di Kairo beliau menimba ilmu kepada para ulama terkemuka, di
antaranya adalah tiga orang Syaikh al-Azhar, yaitu Syaikh al-Arusi, Syaikh
al-Damhuji dan Syaikh al-Aththar. Beliau terkenal zuhud dan tidak tertarik pada
harta dunia. Pernah beliau menolak hadiah dari penguasa Mesir saat itu,
Muhammad Ali Pasha.
Syaikh Hasan al-Quwaysni adalah seorang ulama yang tajam
pikirannya, fasih lisannya dan kuat hafalannya. Beliau tidak pernah mendengar
sebuah hadits Nabi dan perkataan para ulama kecuali langsung bisa menghafalnya.
Beliau mengajar secara rutin di masjid al-Azhar dengan metode yang unik, yaitu
kitab dan waktunya diserahkan kepada murid-murid yang akan menimba ilmu. Banyak
sekali murid beliau yang menjadi ulama besar, seperti Syaikh al-Bajuri, Syaikh
al-Dzhahabi, Syaikh al-Bannani dan Syaikh Rifa’ah al-Thahthawi.
Dalam hal keilmuan Syaikh Hasan al-Quwaysni disebut-sebut
sebagai ‘pesaing’ Syaikh Hasan Muhammad
al-Aththar . Ini terbukti setelah wafatnya Syaikh al-Aththar, beliau diangkat
menjadi Syaikh al-Azhar pada tahun 1250 H/1834 M.
Meskipun tuna netra, Syaikh Hasan al-Quwaysni adalah seorang
penulis produktif. Karya-karya beliau, di antaranya:
-
Syarah al-Sulam fi
al-mantiq
-
Sunan al-Quwaysni
-
Risalah fi al-mawarits wa
ilm al-fiqh.
Beliau memimpin al-Azhar selama empat tahun dan wafat pada
tahun 1254 H/1838 M.
Sumber: al-Azhar al-Syarif fi
dhaui sirati a’lamihi al-ajilla, karya Dr. Abdullah Salamah Nasr dan
sumber-sumber yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar