Syaikh Muhammad al-Ahmadi al-Dzawahiri (1887-1944 M)
Beliau adalah al-Imam Syaikh Muhammad al-Ahmadi bin Syaikh
Ibrahim bin Ibrahim al-Dzhawahiri, lahir di desa Kafr al-Dzawahiri, Propinsi Syarqiyyah
pada tahun 1295 H/ 1887 M. Setelah menghafal Alquran, beliau berangkat ke Kairo
untuk menimba ilmu di al-Azhar.
Guru beliau di al-Azhar adalah Syaikh Muhammad Abduh. Beliau
tidak pernah absen dari seminar-seminar yang diadakan di ruwaq Abbasi masjid
al-Azhar, terutama jika narasumbernya adalah guru beliau itu.
Ayahanda beliau, Syaikh Ibrahim al-Dzahawahiri adalah
sahabat dekat Syaikh Muhammad Abduh. Namun ayahanda dan guru beliau itu berbeda
jauh dalam pandangan hidupnya; ayahanda beliau adalah seorang sufi sementara
guru beliau adalah seorang pemikir modern. Namun beliau bisa menggabungkan
pandangan keduanya. Maka tidak aneh jika pada satu waktu beliau terlihat di
seminar-seminar, pada waktu yang lain beliau berada di makam para wali untuk berziarah
dan memohon berkah.
Setelah merampungkan pendidikan di al-Azhar, beliau
mendirikan Ma’had Ali di Propinsi Thantha. Ma’had tersebut bersanding dengan
al-Azhar dan juga mengeluarkan ijazah sarjana. Ketika itu umur beliau belum
genap 27 tahun.
Pada 7 Jumadil Awal 1348 H/1929 M Syaikh Muhammad al-Ahmadi
al-Dzawahiri diangkat menjadi Syaikh al-Azhar menggantikan Syaikh Musthafa
al-Maraghi yang mengundurkan diri. Segera beliau memperbaiki administrasi
al-Azhar dan mendirikan tiga fakultas di al-Azhar, yaitu:
-         
Fakultas Syariah untuk
mencetak para mufti
-         
Fakultas Ushuludin untuk
mencetak guru agama
-         
Fakultas Bahasa Arab
Untuk menyebarkan misi al-Azhar ke tengah masyarakat luas
dan ke luar negeri, pada bulan Muharram 1349 H/ 1931 M beliau mendirikan
majalah “Nur al-Islam” yang merupakan cikal bakal “Majalah Al-Azhar”. Saat itu
pemimpin redaksinya adalah Syaikh Muhammad Khidr Husain. 
Untuk menjawab tantangan zaman, beliau memasukkan beberapa
ilmu baru ke dalam kurikulum al-Azhar, seperti bahasa asing (Inggris dan
Perancis), sosial politik, hukum international, psikologi dan lain sebagainya.
Karya-karya beliau, di antaranya:
1.      
Al-ilm wa al-ulama
2.      
Risalah al-akhlaq al-kubra
3.      
Al-siyasah wa al-azhar
Pada masa kepemimpinan Syaikh Muhammad al-Ahmadi
al-Dzawahiri, al-Azhar diperebutkan oleh tiga kelompok di Mesir, yaitu
pemerintah Kerajaan Mesir, Wakil Rakyat Mesir di parlemen, dan penjajah
Inggris. Berbagai tekanan di alami oleh beliau, hingga akhirnya beliau
mengundurkan diri pada tahun 1935 M. Kemudian Syaikh Musthafa al-Maraghi
diangkat kembali menjadi Syaikh al-Azhar untuk kedua kalinya.
Syaikh Muhammad al-Ahmadi al-Dzawahiri adalah seorang ulama
yang zuhud dan tidak suka ketenaran. Beliau selalu mengatakan, “Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kalian di hadapan Allah adalah yang paling
bertakwa.” Beliau juga sering mengatakan, “Saya hanyalah seorang pelayan
al-Azhar.”
Beliau wafat dan meninggalkan umat Islam pada tahun 1944 M
dalam umur 57 tahun.
Sumber: al-Azhar al-Syarif fi dhaui sirati a’lamihi
al-ajilla, karya Dr. Abdullah Salamah Nasr dan sumber-sumber yang lain.

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar