Syaikh Abdurrahman al-Syirbini (wafat tahun 1334 H/1926 M)
Beliau adalah al-Imam Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin
Ahmad al-Syarbini, lahir di desa Syirbin Propinsi Daqhaliyah.
Di al-Azhar beliau berguru kepada para ulama terkemuka.
Sejak masih belajar, oleh para guru beliau dikenal sebagai murid yang bertaqwa,
berkelakuan baik, zuhud dan giat mendalami ilmu agama dari sumber-sumber yang
terpercaya. Kemudian beliau diberi kepercayaan oleh para ulama untuk mengajar
di al-Azhar.
Syaikh Abdurrahman al-Syirbini adalah seorang pakar fikih
Syafi’i yang zuhud. Berulang kali beliau diajukan sebagai calon Syaikh
al-Azhar, namun beliau selalu menolaknya. Namun pada akhirnya, beliau tidak
bisa menolak lagi dan diangkat menjadi Syaikh al-Azhar pada 12 Muharram 1323/1905
menggantikan Syaikh Ali Muhammad al-Bablawi.
Beliau termasuk ulama yang tidak mendukung gerakan
pembaharuan di tubuh al-Azhar yang dipelopori oleh Syaikh Muhammad Abduh.
Karenanya, di awal kepemimpinan beliau, penguasa Mesir sangat menyukai
kebijakan-kebijakan beliau yang berusaha membendung gerakan pembaharuan.
Menurut beliau, tujuan ulama para pendiri al-Azhar adalah menjadikan al-Azhar
sebagai tempat untuk beribadah, tempat menimba ilmu syariat, dan tempat menjaga
agama Islam. Adapun hal-hal selain itu tidak ada hubungannya dengan al-Azhar.
Selain itu, kebijakan beliau membendung gerakan pembaharuan adalah untuk
menyelamatkan al-Azhar, para ulama dan murid-muridnya dari kedzaliman penguasa,
karena penguasa saat itu sangat anti terhadap gerakan pembaharuan. Penguasa
saat itu juga membekukan gaji para guru dan ulama dan mengancam akan
menghancurkan bangunan al-Azhar.
Kebijakan-kebijakan yang beliau lakukan adalah ijtihad dari
keyakinan beliau sendiri. Semuanya demi kemaslahatan al-Azhar dan umat Islam.
Menurut beliau, al-Azhar harus dijauhkan dari ilmu dunia supaya tidak tercampur
dengan urusan politik dan kekuasaan.
Al-Azhar pada masa kepemimpinan Syaikh Abdurrahman
al-Syirbini berada dalam cengkraman penguasa yang diktator. Penguasa selalu
ingin urus campur masalah internal al-Azhar. Sampai ketika sudah sangat
keterlaluan, Syaikh Abdurrahman al-Syirbini mengundurkan diri pada bulan
Dzulhijjah tahun 1324 H. Kemudian Syaikh Hasunah al-Nawawi diangkat lagi
menjadi Syaikh al-Azhar untuk kedua kalinya, dan merubah kebijakan Syaikh
Abdurrahman al-Syirbini dengan mendukung gerakan pembaharuan dalam tubuh
al-Azhar.
Karya-karya Syaikh Abdurrahman al-Syirbini, di antaranya:
-Taqrir ‘ala hasyiyah al-banani ‘ala syarh al-mahalli ‘ala
jam’il jawami’ li al-subki (ushul fikih)
- Taqrir ‘ala hasyiyah ibnu Qasim ala Syarh Syaikh Zakaria
al-Anshari li matn al-bahjah al-wardiyah
-Taqrir ‘ala hasyiyah “Abdul Hakim” ala Syarh al-salakuni
‘ala syarh al-qutb ‘ala al-syamsyiah
(mantiq)
Setelah mengabdi kepad al-Azhar dan umat Islam, Syaikh
Abdurrahman al-Syirbini wafat pada tahun 1334 H/1926 M.
Sumber: al-Azhar al-Syarif fi dhaui sirati a’lamihi
al-ajilla, karya Dr. Abdullah Salamah Nasr dan sumber-sumber yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar