Label

Minggu, 22 Juni 2014

Syaikh al-Azhar keempat puluh empat:



Syaikh Ahmad Thayyib


Beliau adalah Imam Agung Syaikh al-Azhar Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Thayyib. Lahir pada tanggal 3 Shafar 1365, bertepatan dengan tanggal 6 Januari 1946 di sebuah daerah di provinsi Qina, Mesir sebelah selatan.

Beliau lahir dari sebuah keluarga yang memiliki nasab yang bersambung kepada Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah. Sejak kecil Beliau gemar menghadiri majlis perdamaian antar suku yang diadakan oleh kakeknya Syaikh Ahmad Thayyib dan ayahnya Syaikh Muhammad Thayyib, bahkan beliau pun tetap mengikuti majlis itu ketika telah menjadi Syaikh al-Azhar saat pulang ke kampung halamannya.

Masa kecilnya beliau habiskan di kampungnya. Kemudian beliau belajar di madrasah al-Azhar, menghafalkan al-Quran dan mempelajari dasar-dasar ilmu dengan metode al-Azhar. Setelah menyelesaikan sekolah menengah di madrasah al-Azhar, beliau masuk ke Universitas al-Azhar fakultas Ushuluddin jurusan Akidah dan Filsafat hingga lulus pada tahun 1969.

Pendidikan:
-          Gelar Doktor dalam Akidah dan Filsafat Universitas al-Azhar tahun 1977.
-          Gelar Master dalam Akidah dan Filsafat Universitas al-Azhar tahun 1971.
-          Gelar Sarjana dalam Akidah dan Filsafat Universitas al-Azhar tahun 1969.
-          Beliau pernah pergi ke Perancis selama enam bulan untuk mengadakan penelitian di Universitas Paris dari bulan Desember 1977 hingga 1978.

Karir dalam pendidikan:
-          Profesor tahun 1988.
-          Pembantu Profesor tahun 1982.
-          Dosen tetap tahun 1977.
-          Dosen pembantu tahun 1971.
-          Guru praktek tahun 1969.

Karir:
-          Syaikh al-Azhar (19 Maret 2010 - … )
-          Rektor Universitas al-Azhar (28 September 2003 – 19 Maret 2010)
-          Mufti Negara (10 Maret 2002 – 27 September 2003)
-          Pernah menjadi dekan Fakultas Ushuluddin di Universitas Islam Internasional di Pakistan.
-          Pernah menjadi wakil dekan Fakultas Dirasat al-Islamiyah wa al-`Arabiyah di kampus al-Azhar putra di Aswan.
-          Pernah menjadi wakil dekan Fakultas Dirasat al-Islamiyah wa al-`Arabiyah di kampus al-Azhar putra di Qina.

Karir di luar negeri:
-          Pengajar di Universitas Imam Muhammad bin Sa`ud di Riyadh.
-          Pengajar di Universitas Qatar.
-          Pengajar di Universitas Emirat.
-          Pengajar di Universitas Islam Internasional di Islamabad, Pakistan.

Karya:
-          Al-Janib al-Naqdi fi Falsafah Abi al-Barakat al-Baghdadi.
-          Mabahits al-Wujud wa al-Mahiyah min Kitab al-Mawaqif, 1982.
-          Mafhum al-Harakah bayna al-Falsafah al-Islamiyah wa al-Markisiyah, 1982.
-          Madkhal li Dirasah al-Manthiq al-Qadim, 1987.
-          Mabahits al-`Illah wa al-Ma`lul min Kitab al-Mawaqif, 1982.
-          Penelitian dalam bidang Filsafat Islam bersama para peneliti lain di Universitas Qatar pada tahun 1993.
-          Komentar terhadab bab ketuhanan dari buku Tahdzib al-Kalam milik Imam Taftazani, 1997.

Sumber: Halaman resmi al-Azhar dan Darul Ifta Mesir

Syekh al-Azhar keempat puluh tiga



Syekh Muhammad Sayyid Tantawi (1928-2010 M)
Nama lengkap beliau adalah Syekh Dr. Muhammad Sayyid Athiyah Tantawi. Lahir di desa Sulaim, Markaz Thama Propinsi Suhaj pada 14 Jumadil Ula 1347 H. bertepatan dengan 28 Oktober 1928 M.

Beliau belajar dasar-dasar ilmu agama di desanya. Setelah menghafalkan al-Quran beliau masuk ke Ma’had Diniyah di Alexandria pada tahun 1944 M. Kemudian setelah lulus tsanawiyah (setingkat SMA) beliau melanjutkan pendidikannya ke fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar dan lulus pada tahun 1958 M.

Pada tahun 1959 M. beliau menyelesaikan pendidikan “takhassus” nya di al-Azhar, dan meraih gelar doktor di bidang Tafsir Hadits dengan predikat mumtaz pada September 1966 M.

Jenjang Karier Syekh Muhammad Sayyid Tantawi:
-          Khatib dan pengajar di Kementrian Perwakafan Mesir, tahun 1960 M.
-          Pengajar Tafsir Hadits di fakultas Ushuluddin Univ. al-Azhar, tahun 1968 M.
-          Pembantu Dosen Tafsir di fakultas Ushuluddin al-Azhar cabang al-Siyut, tahun 1972 M.
-          Dosen di Universitas Islamiyah Libya, 1972-1976 M.
-          Dosen ilmu Tafsir di fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar cabang al-Siyut, tahun 1976 M.
-          Dekan fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar cabang al-Siyut 1976 M.
-          Kepala Bagian ilmu Tafsir Program Pasca Sarjana Universitas Islamiyah, Madinah, Saudi Arabia, 1980-1984 M.
-          Dekan fakultas Dirasat Islamiyah wa al-Arabiyah Universitas al-Azhar, tahun 1985 M.
-          Mufti Mesir, tahun 1986-1996 M.

Pada 8 Dzulqa’dah 1416 H. bertepatan dengan 27 Maret 1996 M beliau diangkat menjadi Syekh al-Azhar. Beliau merampungkan program Syekh Abdul Halim Mahmud (Syekh al-Azhar ke-40), yaitu mengembalikan seluruh harta al-Azhar yang telah dirampas oleh pemerintah Mesir selama ratusan tahun sejak kepemimpinan Ismail Pasha.

Ketika Aceh, Indonesia diguncang Tsunami pada tahun 2004 M., Syekh Muhammad Sayyid Tantawi mengambil kebijakan untuk memberikan beasiswa kepada seluruh mahasiswa al-Azhar asal Indonesia, tanpa terkecuali. Ini adalah bentuk kepedulian seorang Syekh al-Azhar kepada anak didiknya.

Beliau adalah seorang penulis yang aktif, beberapa karangan beliau adalah:
1.       Tafsir al-Qur’an al-Karim
2.       Mu’amalah al-bunuk wa ahkamiha al-syar’iyyah
3.       Al-ijtihad fi al-ahkam al-syari’iyah
4.       Al-fiqh al-muyassar
5.       Al-mar’ah fi al-islam

Pada tahun 2010 M. beliau berkunjung ke Saudi Arabia. Ternyata Allah telah menuliskan takdir bahwa saat itu adalah masa akhir pengabdian beliau untuk al-Azhar dan umat Islam. Setelah shalat Shubuh tanggal 24 Rabiul Awwal 1431 H. bertepatan dengan 10 Maret 2010, beliau hendak naik tangga pesawat untuk pulang ke Kairo. Namun beliau sudah tidak kuat lagi dan wafat pada hari itu juga. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman Baqi’, Madinah Munawwarah.

Syekh al-Azhar keempat puluh dua



Syekh Jaada al-Haq Ali Jaada al-Haqq (1917-1996 M)
Beliau lahir pada April 1917 M. di Batrah, sebuah desa di wilayah Thalkha Propinsi Daqhaliyah. Semenjak kecil beliau berguru hafalan al-Quran kepada ahli al-Quran di desanya, juga belajar ilmu matematika, baca-tulis dan ilmu kaligrafi Arab. Setelah mengafal al-Quran dengan sempurna, beliau masuk ke Ma’had al-Ahmadi di Tanta. Namun sebelum menyelesaikan pendidikan tsanawi (setingkat SMA) di sana, beliau pindah ke Kairo untuk belajar di Ma’had al-Azhari.

Lulus dari Ma’had al-Azhari, beliau melanjutkan pendidikannya di fakultas Syariah Universitas al-Azhar dan meraih ijazah License (strata satu) pada tahun 1943 M. Dua tahun kemudian, yaitu tahun 1945 M., beliau meraih ijazah ‘alamiyah (strata dua) dari Universitas al-Azhar. Pada tahun yang sama beliau juga menyelesaikan pendidikannya di madrasah Al-Qadha al-Syar’i.

Karier Syekh Jaada al-Haq Ali Jaada al-Haqq:
-          Petugas di Pengadilan Syariah, tahun 1946 M.
-          Bendahara di Darul Ifta (lembaga fatwa), tahun 1952 M.
-          Hakim di Pengadilan Syariah, tahun 1954 M.
-          Kepala Pengadilan Syariah, tahun 1971 M.
-          Inspektur Peradilan di Departemen Kehakiman Mesir
-          Mufti Mesir, tahun 1978 M
-          Anggota Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah, tahun 1980 M.
-          Menteri Perwakafan Mesir, tahun 1982 M.

Pada Maret 1982 M. Syekh Jaada al-Haq Ali Jaada al-Haqq diangkat menjadi Syekh al-Azhar. Beliau mencurahkan segala upaya untuk meninggikan derajat al-Azhar dengan ilmu dan keahlian yang beliau miliki. Beliau berdakwah melalui radiao dan televisi, serta seminar-seminar lokal maupun international. Perhatian beliau selalu tertuju kepada umat Islam, terutama kaum minoritas seperti di Bosnia Herzegovina, Chechen, Kashmir dan lain sebagainya.

Dokumen dakwah beliau yang berupa tulisan tidak terhitung jumlahnya. Selain itu beliau juga menulis banyak buku, di antaranya:
1.       Buhuts wa fatawa islamiyah fi qadhaya mu’ashirah
2.       Al-ahkam al-qadhaiyyah
3.       Al-ijtihad wa syurutuhu, wa nithaquhu wa al-taqlid wa al-tahkhrij
4.       Al-qadha fi al-islam wa tatharruf al-dini wa ab’adihi.

Beliau adalah seorang pribadi yang sederhana. Meskipun menjadi Syekh al-Azhar, beliau tetap tinggal di rumah sederhana bersama keluarganya, hingga akhirnya al-Azhar dan umat Islam kehilangan beliau untuk selamanya pada tahun 1996 M. Semoga Allah menempatkan beliau di sorga-Nya yang terindah. Amin.


Sumber: al-Azhar al-Syarif fi dhaui sirati a’lamihi al-ajilla, karya Dr. Abdullah Salamah Nasr dan sumber-sumber yang lain.





Syekh al-Azhar keempat puluh satu



Syekh Muhammad Abdurrahman Baishar (1910-1982 M)
Beliau lahir di desa Salimiyah, Propinsi Kafr al-Syekh pada 20 Oktober 1910 M. Setelah selesai menghafalkan al-Quran, beliau masuk ke Ma’had Diniyah al-Azhar wilayah Dasuq. Kemudian beliau melanjutkan pendidikan Tsanawiyahnya di Ma’had wilayah Tanta.

Saat Syekh Muhammad Abdurrahman Baishar masih muda, Mesir sedang mengalami goncangan politik dan ekonomi. Banyak pelajar al-Azhar yang putus sekolah dan mencari peluang kerja di kota. Sebagian dari mereka pindah ke Sekolah Pendidikan Guru supaya bisa mendaftar menjadi pengajar di sekolah-sekolah tertentu.

Keadaan saat itu mempengaruhi jiwa beliau. Beliau memberanikan diri untuk keluar dari al-Azhar dan pulang ke kampungnya. Ayahanda beliau bertanya, “Apakah kamu pulang karena kurang biaya?” beliau menjawab, “Tidak, ayah. Aku pulang karena ingin bertukar pikiran dengan ayah tentang masa depanku. Al-Azhar menurutku tidak bisa menjamin masa depanku.”

Ayahanda beliau yang bijaksana kemudian berkata, “Aku mengirimmu ke al-Azhar bukan untuk mencari uang, tetapi untuk menimba ilmu agama supaya kamu bisa bermanfaat bagi dirimu sendiri dan orang-orang sekitarmu. Anakku, agama bukanlah barang dagangan. Rizki itu ada pada kekuasaan Allah yang telah menciptakanmu. Dialah yang akan menjamin hidupmu. Kembalilah ke pendidikanmu dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, kamu tidak tahu besok akan kerja apa, tetapi Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya. Segala sesuatu di hadapan Allah sudah ditentukan ukurannya.”

Syek Muhammad Abdurrahman Baishar menuruti nasihat ayahandanya, kemudian beliau melanjutkan pendidikan di jurusan Akidah Filsafat, fakultas Ushuluddin al-Azhar dan lulus tahun 1939 M. Dan, pada tahun 1945 beliau meraih gelar Guru Besar dari al-Azhar.

Pada tahun 1949 M. beliau dikirim oleh al-Azhar untuk belajar di Inggris. Di sana beliau beberapa kali pindah universitas, salah satunya adalah di Universitas Cambridge. Namun akhirnya beliau memutuskan untuk belajar di Universitas Edinburg dan meraih gelar doktor dari universitas tersebut.

Karir syekh Muhammad Abdurrahman Baishar
-          Dosen fakultas Ushuluddin al-Azhar, tahun 1946 M.
-          Dosen fakultas Ushuluddin al-Azhar, tahun 1955 M. (setelah pulang dari Inggris)
-          Direktur Markaz Islam di Washington, Amerika, tahun 1955-1959 M.
-          Dosen fakultas Ushuluddin al-Azhar, tahun 1959 M. (setelah pulagn dari Amerika)
-          Kepala delegasi al-Azhar ke Libya, tahun 1963 M.
-          Sekjen al-Azhar, tahun 1968 M.
-          Wakil al-Azhar, tahun 1974 M.
-          Menteri Perwakafan Mesir,  tahun 1978 M.

Pada 29 Januari 1979 M. beliau diangkat menjadi Syekh al-Azhar. beliau membentuk komite besar untuk mempelajari AD-ART al-Azhar supaya bisa memperbaikinya dan meningkatkan risalah al-Azhar di dunia international. Kemampuan beliau dalam berbahasa Inggris dan penguasaannya terhadap kebudayaan Timur serta Barat membuat beliau mudah untuk mengembangkan pengaruh dan wibawa al-Azhar di mata dunia.

Beliau adalah bapak filsafat Mesir di zamannya. Beliau telah mengikuti berbagai seminar international; di Amerika, Kanada, Eropa, Asia dan Afrika. Beliau juga aktif menulis. Di antara karangan beliau adalah:
1.       Al-wujud wa al-khulud fi falsafah ibn Rusd
2.       Al-aqidah wa al-akhlaq fi falsafah al-yunaniyah
3.       Al-alam bayna al-qidam wa al-huduts
4.       Al-islam wa al-masihiyah

Menjelang akhir hayat, beliau berwasiat supaya al-Azhar meningkatkan pendidikan bahasa Inggrisnya. Beliau wafat pada 28 Maret 1982 M. Semoga Allah menempatkan beliau di sorganya yang terindah. Amin.


Sumber: al-Azhar al-Syarif fi dhaui sirati a’lamihi al-ajilla, karya Dr. Abdullah Salamah Nasr dan sumber-sumber yang lain.