"Ini penduduk Tub Romly sekarang? luar biasa" kata seorang warga Mesir di bus 926.
Ada tiga negara ASEAN yang warganya banyak belajar di Al-Azhar, yaitu Malaysia, Indonesia dan Thailand. Kebetulan saja, masing-masing dari mereka mendominasi sebuah wilayah di pinggiran kota Kairo. Pelajar Malaysia 'menguasai' distrik 7, warga Indonesia banyak tinggal di distrik 10, dan orang-orang Thailand kebanyakan berada di daerah Zahro Ain Syams dan Alfa Maskan.
Untuk menuju kampus Al-Azhar, rata-rata pelajar Indonesia yang tinggal di distrik 10 menggunakan jasa bus bernomor 80 jurusan Zahro-Darrasah atau bus 65 jurusan Zahra-Sayyidah Aisyah. Saking banyaknya yang berangkat ke kampus, bus-bus itu selalu penuh sesak dan menambah kesempatan para pencopet. Selain menunggu bus yang lumayan lama, bus 80 dan 65 melewati jalur macet. Dari terminal Zahra Madinat Nasr, bus 80 melewati terminal distrik 10 yang selalu macet. Kemudian melaju ke pasar mobil (Suq Sayyarot) yang kalau hari Ahad dan Jumat hampir-hampir mobil tak bisa bergerak karena sangat macet. Setelah itu bus 80 belok kanan menuju distrik 8 dan melewati jalur termacet di Kairo Timur, yaitu jalan Mostafa El-Nahas. Barulah ketika melewati kampus putri Al-Azhar, bus 80 bisa melaju dengan sedikit cepat.
Adapun bus bernomor 65, setelah melewati terminal distrik 10 dan pasar mobil, bus ini lurus menuju distrik 7, dan menemui jalur macet di depat kantor Enpi. Dari perempatan distrik 7, bus 65 menuju perempatan masjid Nury El-Khattab dan berjalan lurus ke daerah Rab'ah El-Adawiyah, yang merupakan saingan jalan Mostafa El-Nahas dalam hal macet. Baru setelah sampai di jalan Salah El-Salim, bus ini bisa berjalan lancar.
Karena melewati jalur macet, pengguna bus 80 dan 65 memerlukan waktu satu jam atau sering lebih untuk menuju ke kampus.
TUB ROMLY
Secara administratif, Tub Romly masuk wilayah distrik El-Wahah, sebuah distrik yang tidak terkenal. Distik El-Wahah itu sendiri terletak persis di belakang distrik 10. Barangkali Tub Romly adalah perkampungan paling kampung yang berada di Kairo Timur. Tentu, setelah perkampungan Masakin Mustaqbal atau Mazbak dan kampung 4,5 (arba'ah wa nus). Beberapa tahun yang lalu Tub Romly tidak memilik terminal, karena bus 926 jurusan Tub Romly-Zamalek yang menjadi andalan mahasiswa dulunya cuma sampai di distrik El-Sifarat. Pantas saja, orang-orang dulu enggan tinggal di Tub Romly, karena aksesnya yang susah untuk berangkat ke kampus.
Namun, setelah terminal bus dipindahkan dari distrik El-Sifarat ke Tub Romly, ramai pelajar dan mahasiswa menyewa flat di Tub Romly. Kebanyakan dari mereka adalah pelajar dari negara pecahan Uni Soviet, seperti Rusia, Kazakhstan, Tajikistan, Uzbekistan, Kirgistan, dan sebagian kecil dari warga Kurdistan. Ada juga sebagain warga Malaysia dan Indonesia yang tinggal di wilayah ini.
Walaupun tempatnya di belakang, tetapi akses ke kampus Al-Azhar ternyata lebih mudah. Dengan menggunakan jasa bus 926 para pelajar bisa setiap hari ke kampus tanpa harus mampus didera macet. Dari terminal Tub Romly, bus melaju menuju distik El-Sifarat yang anti macet. Kemudian bus 926 melenggang menuju distrik 7, melewati kampus Azhar putri, distrik 6, dan sampai ke kampus II putra (fakultas Tarbiyah, fakultas Dakwah, dan fakultas Dirosah Islamiyah). Bagi yang mau menuju ke kampus I (fakultas Syariah, fakultas Ushuluddin, dan fakultas Lughoh), tinggal melanjutkan perjalanan melewati jalan Salah El-Salim, Nady Sikkah, dan berhenti turun di pertigaan Duwaiqah. Dari pertigaan ini para pelajar bisa naik angkot jurusan pasar Attaba melewati perempatan Bu'us, belok kiri menuju terminal Darrasah, lanjut ke pertigaan Kawakib, belok kiri, sampai di RS. Hussen belok kanan, dan turun pas di depan gerbang kampus. Praktis, penghuni Tub Romly tidak menemui jalur macet.
"Ini penduduk Tub Romly sekarang? luar biasa" kata seorang warga Mesir di bus 926.
Pantas saja, karena penduduk Tub Romly hampir semuanya orang asing.
Semoga para pelajar yang tinggal di Tub Romly selalu rajin ke kampus dan masjid Al-Azhar. Amin..